Kamis, 22 Desember 2011

IBU ..

Ibu ..
Demi aku kau rela cucurkan keringatmu
Hanya satu imbalan yang kau inginkan
Yaitu, kelak aku dapat menjadi orang pintar

Ibu ..
Demi aku kau rela korbankan hartamu
Hanya satu hal yang selalu engkau inginkan
Yaitu, kelak aku dapat menjadi orang jujur

Ibu ..
Demi aku kau rela pertaruhkan nyawamu
Hanya satu impian yang selalu kau impikan
Yaitu, kelak aku dapat menjadi orang yang bermanfaat

Ibu ..
Aku ingin kelak suatu saat nanti aku bisa sepertimu
Menjaga, melindungi anak-anakku dengan penuh kasih sayang

Ibu ..
Tak mampu aku membalas semua kasih sayang yang engkau berikan kepadaku
Hanya doa yang mampu kupanjatkan agar engkau bahagia selalu

Ibu ..
Aku yakin Tuhan akan selalu mendekapmu
Mendekapmu dengan rahmat dan karunia-Nya

Ibu ..
Sungguh AKU SAYANG PADAMU

"Happy mother's day . Mom you're my everything"


TULISAN ILMU BUDAYA DASAR

NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04

Rabu, 14 Desember 2011

KOSONG ..

Semuanya terasa hampa
dingin, sepi, sendiri
Semuanya terasa kosong
hanya kekalutan yang merasuk di jiwa ini


Sungguh sangat tak suka !
tak suka dengan keadaan seperti ini
Semua ini pelan-pelan menembus dinding lubuk hati
jatuh, jatuh lagi dan kembali jatuh !


Tak mengerti ..
tapi selalu mencoba mengerti
Sampai selalu terabaikan perasaan diri
Tak mengalah ..
tapi selalu mencoba mengalah
hingga sering menutupi kesedihan ini


Tuhan ..
takut dan gelisah yang mendera ini , terus menerus mengusik
rasa tenang di jiwa
Janganlah Kau menjauh dari diri ini Tuhan,
biarlah selalu kudekap Engkau dalam hati ini ..


TULISAN ILMU BUDAYA DASAR


NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04

Hanya sebuah prolog ..

Angin udara yang bergerak itu terasa menusuk,
namun belaiannya begitu terasa masuk kedalam pori-pori kulit
Rumput-rumput dipadang ilalang tak kuasa untuk selalu menari-nari mengikuti suara angin,
Di sudut bawah pohon itu, seorang gadis kecil duduk termangu melihat alam

Tak tahu apa yang dipikirkannya,
diam, hening dan terasa sunyi
tak ada suara yang terdengar , tak ada kata yang terucap dari kedua bibirnya
hanya raut wajah sendu itu yang nampak terlihat oleh cahaya

Kedua mata itu pelan-pelan terpejam
merasakan udara yang menyentuh tubuh kecilnya
didengarkan bisik dalam hatinya , tak bersuara namun terasa 
ada yang ingin dia ceritakan , entah kepada siapa
tetapi dia tahu alam mau mendengarkannya , mendengar bisik suara hatinya

Tiba-tiba ada cairan yang begitu bening menetes dari bola matanya yang bulat itu,
itu air mata , air mata yang sudah terlalu lama dia pendam dan kini tak kuasa ia tahan
“Tuhan..aku tau Kau melihat aku saat ini”. kata-kata penuh haru itu terlontar dari mulutnya
Ia mulai bercerita , menceritakan kisah hidupnya
Ya , dia seorang gadis kecil yang sebatang kara
Ayahnya sudah lama mati , dan kini ibu kesayangannya pun meninggalkan dirinya

Semuanya terasa begitu jauh , sangat jauh
Tak mampu disentuh , tak mampu digapai
Hanya kepada Tuhan dia mampu bercerita tentang isi hatinya
Isi hati tentang kerinduan dan kesedihan …


 TULISAN ILMU BUDAYA DASAR

NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04

Kamis, 08 Desember 2011

(Novel Angkatan ‘66) HABIS GELAP TERBITLAH TERANG Karya : Armijn Pane

Ingin benar hati saya berkenalan dengan seorang “anak gadis modern”, gadis yang berani, yang sanggup tegak sendiri, gadis yang saya sukai dengan hati jantung saya, anak gadis yang melalui jalan hidupnya dengan langkah yang tangkas, dengan riang suka hati, tetap gembira dan asik. Bila boleh oleh ada lembaga negeri saya, inilah kehendak dan upaya saya, ialah menghambakan diri semata-mata kepada daya upaya dari usaha kaum muda di Eropa. Tetapi adat kebiasaan yang sudah berabad-abad itu, ada yang tak mudah merombaknya itu, membelenggu dalam genggamannya yang amat teguh.Dan adat kebiasaan negeri kami sungguh-sungguh sangat bertentangan dengan kemauan zaman baru. Siang malam saya pikirkan, saya heningkan daya upaya supaya boleh terlepas dari kongkongan adat istiadat negeri saya yang keras, akan tetapi … adat Timur lama itu benar-benar kukuh dan kuat.
            Sesungguhnya adat sopan santun kami orang Jawa amat sukar. Adikku harus merangkak, bila hendak lalu dimukaku. Seorang gadis harus perlahan-lahan jalannya, langkahnya pendek-pendek, gerakannya lambat seperti siput layaknya. Bila agak cepat, dicaci orang, disebut kuda liar.  
            Stella, tahukah engkau, betapa sedihnya hati, ingin benar-benar berbuat sesuatu, sedang diri merasa sungguh-sungguh tiada daya berbuat begitu. Engkau bertanya, apakah asal mulanya aku terkurung dalam empat tembok tebal. Sangkamu tentu aku tinggal di dalam terungku. Bukan. Stella, penjaraku rumah besar, berhalaman luas sekelilingnya. Teringat aku, betapa aku, oleh karena putus asa dan sedih hati yang tiada terhingga. Pergi ke Eropa ! Sampai nafasku yang penghabisan akan tetap menjadi cita-citaku.
            Sekarang tahulah aku, mengapa orang Belanda tiada suka, kami orang Jawa maju. Apabila si Jawa telah berpengetahuan tiadalah hendak mengia dan mengamin saja lagi, akan barang sesuatu yang dikatakan dipikulkan kepadanya oleh orang yang diatasnya. Dan apabila perjuangan orang laki-laki itu sudah sengit, maka akan bangkitlah pihak perempuan.
            Jika ada pula diadakan sekali kesempatan bagi gadis itu mempelajari sesuatu kepandaian yang boleh menjadi jalan untuk mencari penghidupannya sendiri, bila oleh karena kecerdasannya tiada senang hatinya lagi kembali ke dalam dunianya yang dahulu. Dan gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pemandangannya sudah diperluas , tiada akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya. Stella, mimpikah ini, atau sungguhkan benar ? Sungguhkah akan baik jadinya dengan kami ini ? Bolehkan kami berharap ? Semuanya itu masih jauh dari capaianku, tetapi cahayanya telah mengenai mukaku.
            Jadi, kalau kami tiada ke negeri Belanda, bolehkah saya ke Betawi belajar jadi dokter ? Jawab Bapak atas pertanyaanku bolehlah diringkas demikian : “Jangan engkau lupa, engkau seorang Jawa, sekarang belum lagi mungkin engkau menuju ke arah itu.” Hal itu tidak dapat diputuskan Bapak begitu saja; Bapak akan memikirkannya terlebih dahulu dengan panjang lebar. Itulah tandanya Bapak tidak menolak pertimbangan saya itu sama sekali; Bapak tahu bagaimana jua pun, saya hendak bebas juga, berdiri sendiri, tiada bergantung kepada orang lain.
            Bapak sudah berkenan; sudah teralahkan kesukaran, sudah tergulingkan batu rintangan yang sebesar-besarnya. Tahulah saya Bapak ada disamping saya, dengan gentarnya, girang gembira dengan langkah ringan, senyum pada bibir, saya pun berjalan menempuh musuh !
            Maksud saya akan tercapai atau tidak, itu sekarang bergantung kepada keras atau tiadanya kemauan saya dan ada atau tidaknya kecakapan saya. Banyak harapan saya sangat berani saya. Ibu jagalah supaya tetap keberanian saya itu, Ibu !
            Telah lama dan telah banyak saya memikirkan perkara pendidikan, terutama dalam beberapa waktu yang akhir ini, dan pendidikan itu saya pandang kewajiban yang mulia dan suci, sehingga saya pandang suatu kejahatan, jika saya menyerahkan tenaga kepada usaha mendidik itu. Dan orang yang tetap tiada berbudi, biarpun pikirannya sudah cerdas benar tiadalah boleh dipisahkan benar, karena umumnya pendidikannyalah yang salah.
            Alangkah banyaknya barang yang menjadikan kita harus bersyukur. Bila kami merasa senang karena mendengar nikmat nyanyian unggas atau lagu musik yang merdu, yang melupakan kami akan diri kami sendiri, maka kami pun merasa amat syukur, karena Tuhan tiada melahirkan kami tuli ! Itulah mimpi, memimpikan yang indah, memimpikan bahagia ! Dan kita duduk dikelilingi segala yang indah dan molek bagai dalam dunia angan-angan. Kaum muda mas sekarang, tiada pandang laki-laki atau perempuan, wajiblah berhubungan. Masing-masing sendiri-sendiri memang dapat berbuat sesuatunya akan memajukan bangsa kami, tetapi apabila kita berkumpul bersatu, mempersatukan tenaga, bekerja bersama-sama, tentu usaha itu lebih besar hasilnya. Bersatu. Kita kukuh teguh.
             Lalu dengan sangat bersungguh-sungguh terdengarlah suara mengatakan, “Berpuasalah sehari semalam, berjaga-jagalah pula waktu itu, bersepikan diri.”
            “ Habis malam datanglah siang
               Habis topan datanglah reda
               Habis perang datanglah menang
               Habis duka datanglah suka.”
Itulah maksud buah pikiran yang kedapatan pada ucapan perempuan tua itu. “Karena sengsara, menderita, karena tafakur, maka diperoleh nur cahaya !” Mustahil cahaya akan datang, bila tiada didahului oleh gelap; bagus bagus bukan ?
            Telah banyak kami berjuang dan menanggung; sangka kami sudah cukuplah demikian, oleh segala kesedihan hati dan perjuangan itu sudah patutlah kami rasanya berhak menjadi pengantin bangsa kami yang kami sayangi ! Kini saya tidak hendak lagi memikirkan suatu apapun jua, tidak kepada perjuangan, penderitaan, kesusahan, cobaan; sekaliannya itu membuat kepalaku sangat lelahnya, dan hati sangat sakitnya; saya hendak bernapas dalam udara penuh semerbak bunga, dan hendak hidup disinari matahari , semuanya itu pun ada, ialah akan melipur hati dan member rahmat.
            Betapa jua bagi orang sebangsa saya, nasib saya kemudian hari ini tiadalah yang melebihinya, karena bagus dan sangat diingini semua orang. Perkawinan itu sendiri sudah membawa kebaikan bagi usaha kami itu. Orang tua anak-anak gadis terbangkit hatinya, terdorong hati mereka akan member didikan kepada anak gadisnya. Perbuatansaya itu akan lebih banyak menarik hati orang sebangsa saya daripada seribu kata ajakan gembira-gembira. Diketahui merekalah : keindahan dan kekayaan oleh budi dan pikiran.
            Bila boleh mendapat seorang guru perempuan yang baik, kami bercita-cita mengadakan sekolah bagi anak-anak gadis orang berpangkat dirumah kami ini. Sebuah sekolah gadis yang diadakan di rumah kami sendiri, dipimpin oleh seorang guru perempuan Eropa, sedang saya ajdi “pemimpinnya yang tertinggi”, besarlah harapan saya sekolah yang demikian akan maju. Damai dan aman sekarang hatiku. Sangatlah banyaknya perkara terjadi sebelumnya itu.
            Dahulu di rumah orang tua saya, sudah kami mulai pekerjaan itu dan kini adik-adik saya perempuan meneruskan pekerjaan itu. Sekolah kami yang kecil itu di Jepara sudah ada muridnya dua puluh orang anak-anak perempuan orang berpangkat. Disini pun telah saya mulai pula pekerjaan itu, anak-anak saya sendiri ada jadi murid-murid saya yang pertama-tama. Dengan demikianlah kami orang Jawa ini dapat mewujudkan mimpinya pada masa gadisnya .


                                                                                                                      KARTINI



TUGAS ILMU BUDAYA DASAR (NOVEL ANGKATAN ‘66)
NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
KELAS : 1PA04
NPM : 18511135


Selasa, 06 Desember 2011

SEMINAR

Seminar yang diikuti yaitu,

Acara : "SOSIALISASI PROFESI PENILAI PUBLIK KEPADA PERGURUAN TINGGI"
Tanggal : Depok, 06 Desember 2011
Tempat : Auditorium Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

KEGIATAN SEMINAR

NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04

WORKSHOP

Sertifikat workshop dalam acara yang diikuti yaitu ,

Acara workshop : "WORKSHOP NOTEBOOK TUNING & TROUBLESHOOTING"
Tanggal : 05 Oktober 2011
Tempat : Universitas Gunadarma


NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
KELAS : 1PA04
NPM : 18511135

AYO, INDONESIA BISA !

Indonesia Raya merdeka, merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia Raya merdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya …


                   Mungkin kutipan lagu ‘Indonesia Raya’ diatas sering berkumandang pada beberapa minggu yang lalu. Bukan dalam rangka upacara bendera, melainkan berhasilnya para punggawa-punggawa garuda mengharumkan nama bangsa dalam cabang olahraga.
                   Ya, perhelatan akbar olahraga se-Asia Tenggara atau biasa disebut Sea Games, beberapa minggu lalu telah berlangsung. Pesta olahraga ASEAN tersebut berlangsung di Jakarta-Palembang dan tak lain dan tak bukan hajat tersebut berlangsung di Indonesia.
                   Sea Games ke-26 kali ini memberikan kepercayaan kepada Indonesia untuk menjadi tuan rumah. Tentu saja hal ini memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia karena dipercaya kembali untuk menyelenggarakan perhelatan akbar ini. Sebagai tuan rumah yang baik, tentu kita ingin menyambut tamu-tamu yang dating dari Negara lain dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, jauh sebelum pesta akbar ini dimulai, pemerintah dan panitia pelaksana merencanakan membangun fasilitas-fasilitas yang memadai bagi pelaksanaan Sea Games. Salah satu rencana pembangunan yang dicanangkan adalah Wisma Atlet di Palembang. Sayang, proyek besar ini harus tertunda akibat kasus pidana korupsi yang melibatkan orang-orang yang memang bertanggung jawab terhadap proyek ini.
                   Opening Ceremony Sea Games pun berlangsung sangat meriah dan megah. Acara yang dilaksanakan di Stadion Jaka Baring Palembang dan dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut sebagai pembukaan termegah sepanjang pelaksanaan Sea Games. Namun ada hal yang menyebabkan pelaksanaan Sea Games kali ini mendapat nilai minus. Yaitu, masih banyak venu-venue yang belum diselesaikan dengan rapi.Disamping juga terdapat venue yang lokasinya sulit ditempuh. Karena hal ini, banyak atlet peserta dari beberapa negara meegeluh. Bahkan media massa di Filipina berani menyebutkan bahwa pelaksanaan Sea Games kali ini buruk.
Namun dari segala macam kekurangan dan kekecewaan, ada secercah cahaya kebahagiaan bagi bangsa Indonesia. Kebahagiaan dan kebanggaan yang dihadiahkan oleh para atlet-atlet Indonesia yang berhasil mengharumkan nama bangsa dalam event ini. Sejak hari pertama digelar, kontingen Indonesia sudah memimpin klasemen perolehan medali. Begitu pula dihari berikutnya, medali-medali it uterus mengalir untuk Indonesia. Cabang olahraga seperti karate, renang, atletik, bulu tangkis, sepatu roda dsb. sukses mendulang medali emas terbanyak. Sayang medali emas belum juga dating dari cabang sepak bola yang sudah 20 tahun hilang dari genggaman. Namun perjuangan Timnas Garuda sangat luar biasa dalam Sea Games kali ini.
                   Dengan perolehan 182 medali emas, Indonesia berdiri kokoh diperingkat pertama klasemen. Hingga hari terakhir posisi tersebut tak bergeser dan hal itu mengantarkan Indonesia menjadi juara umum setelah 1987. Hasil ini tidak lain karena perjuangan para atlet-atlet kita yang luar biasa. Mereka berjuang demi bangsa dan Negara ini, dengan semangat yang berkobar mereka mampu menunjukan bahwa mereka pun bisa menjadi yang terbaik. Ya, semoga rasa patriotisme dan nasionalisme selalu tertanam dihati mereka. Sehingga mereka selalu menunjukkan yang terbaik yang mereka miliki.
                   Semoga kebanggaan ini tidak hanya sampai disini. Dalam ajang-ajang berikutnya para atlet Indonesia juga mampu memperoleh kemenangan. Ya kemenangan untuk negara yang akan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia, BISA !



TULISAN ILMU BUDAYA DASAR

NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04

UNTUKMU PAHLAWANKU

Kupijakkan kakiku dibumi kakiku dibumi pertiwi ini
Aku hanya mampu terdiam dan termenung memandang negri ini
Negri yang mempunyai sejuta cerita didalamnya
Cerita tentang pengorbanan, kekuasaa dan cinta

Aku tersentak dari lamunanku
Terbayang akan para ksatria-ksatria bangsa yang rela berjuang untuk negri ini
Ya, dialah pahlawanku ..

Dahulu, engkau berdiri terdepan untuk menjaga negara ini
Dengan semangat pantang menyerah, engkau kobarkan semangat perjuangan
Kau tak pedulikan dirimu, kau tak pikirkan hartamu, kau tak hiraukan semua yang engkau miliki
Hanya demi satu tujuan ialah KEMERDEKAAN

Dahulu, ketika senja dating kau tarik semua pasukan dan rakyatmu untuk berada digaris belakang
Saat malam kau tetap terjaga, diiringi lantunan doa-doa kepada Sang Ilahi
Ketika fajar mulai menyingsing, kau siapkan segala alat perangmu dan kembali bergerilya melawan musuhmu

Kini sudah 66 tahun Indonesia merdeka
Sudah banyak hal yang berubah untuk negara ini
Semua sudah terlihat lebih maju dan modern
Namun, ada yang memilukan dari gambaran mengenai negri ini

Wahai pahlawan, kini aku sulit mengenali negriku sendiri
Semua terasa buram untuk rakyat sepertiku
Apakah ada rakyat biasa sepertiku mampu memahami dan mengerti kondisi seperti ini ?

Wahai Pahlawanku, ingin aku ceritakan bagaimana nasib negerimu ini
Negeri yang engkau perjuangkan dengan jiwa, raga, darah dan air mata
Kini seperti kembali dijajah
Dijajah oleh kekuasaan, dijajah oleh ketidakadilan, dijajah oleh rasa tak saling menghargai

Wahai Pahlawanku, andai engkau melihatnya ku yakin kau akan menangis
Menangis melihat penerusmu yang sudah tak saling memahami
Ketika yang berkuasa tertawa bahagia, menghambur-hamburkan uang namun dipelosok desa kecil disana , ada rakyatmu yang menangis karena lapar

Wahai Pahlawanku, mungkin kini saatnya aku berbakti kepada Ibu Pertiwi
Aku yakin banyak penerus-penerusmu yang mencintai negrimu ini
Berbakti dan menjaga apa yang ada di negerimu ini
Berbakti dengan budi pekerti

Wahai Pahlawanku, ingin selalu ku lantunkan doa-doa untukmu
Untukmu yang berjasa bagi berdirinya negeri ini
Semoga Yang Maha Tinggi selalu menempatkanmu disisi-Nya yang terindah …



TULISAN ILMU BUDAYA DASAR (PUISI)

NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04











AKU MENCINTAIMU KARENA "DIA"

         Aku mencintaimu karena “DIA”

Aku tak dapat mengungkapkan apa yang ada dihatiku
Sebentuk rasa indah yang tertanam jauh dalam relung jiwa
Aku tak dapat menjelaskan semuanya
Karena aku tau, hati ini berkata “Aku mencintaimu”

Dan apa kau tau, cinta ini adalah cinta terindah yang aku rasakan
Laksana keindahan senja yang tenggelam di ufuk Barat
Dan apa kau merasakan kelembutan cinta itu ?
Selembut sentuhan bahasa kalbu didalam jiwa

Bukan aku yang sengaja membentuk cinta ini
Tetapi ada Sang Maha Indah yang memang menuliskan takdir cinta itu didalam hatiku
Ya, jalan rencana yang telah Dia gariskan kini terjadi di kehidupan nyata
Dan aku ingin menjalankan cinta itu dengan segala keikhlasan dihatiku

Aku ingin semua cintaku untukmu karena Dia
Aku ingin seluruh rinduku untukmu berasal dari Dia
Karena aku tau, Dia-lah yang telah menciptakan dan menganugerahkannya untukku dengan begitu sempurna
Ya, aku mencintaimu karena Dia

Ya Rabb, jika engkau anugerahkan cinta itu untukku maka jagalah hatiku
Namun jangan pernah kau jadikan cintaku kepada dirinya melebihi rasa cintaku kepada-Mu
Ya Rabb, biarkan nada-nada cinta itu mengalir lembut disetiap aliran darahku
Izinkanlah aku tetap mencintainnya dengan cinta yang engkau ridhoi …


TULISAN ILMU BUDAYA DASAR (PUISI)
NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04