NPM 18511135
Kelas : 2PA05
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam perjalanan kehidupan, manusia
selalu dihadapakan pada berbagai situasi yang harus mereka hadapi. Baik itu
peristiwa yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan. Pada peristiwa
tersebut, tentunya ada peristiwa yang mungkin melekat kuat didalam ingatan
seseorang. Biasanya hal ini memberi kesan yang mendalam kepada diri mereka.
Dari peristiwa – peristiwa tersebut,
ada kalanya seorang individu merasakan dampak yang mungkin membuat mereka terus
– menerus memikirkan hal itu. Tidak jarang dampak ini memberi pengaruh yang
negatif kepada pola pokir serta perilaku individu. Dampak ini yang biasa
disebut dengan stress.
Kita semua tentu pernah mengalami
stres. Tetapi sebenarnya stres tidak selalu jelek. Stres dalam tingkat yang
sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan dan minat pada tugas yang ada,
dan membantu orang melakukan penyesuaian. Hidup yang serba tenang juga
menjemukan.
Stres yang timbul pada setiap orang
bisa berbeda-beda, walaupun peristiwa yang dialami itu sama. Peristiwa tertentu
yang membuat seseorang mengalami stres berat, bisa saja hanya menimbulkan stres
ringan pada orang lain. Bahkan dampak stres itu sendiri bisa berbeda pada
setiap orang.
1.2 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian mengenai stres
2. Untuk
mengetahui tipe – tipe stress
3. Untuk
mengetahui dan memahami hal yang bisa menanggulangi stres
1.3 Rumusan Permasalahan
1. Apa
itu stres ?
2. Apa
saja peristiwa yang bisa menimbulkan stres ?
3. Apa
saja yang termasuk kedalam tipe – tipe stres ?
4. Bagaimana
penanggulangan stres ?
1.4 Manfaat
Penulisan ini bermanfaat memberikan
penjelasan mengenai stres, hal-hal atau peristiwa yang bisa menimbulkan stres
serta memberikan gambaran bagaimana seharusnya kita bisa menanggulangi stres
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres
Dalam
Kamus Lengkap Psikologi mendefinisikan stres sebagai satu keadaan tertekan,
baik secara fisik maupun psikologis. Hal senada juga diungkapkan dalam Atkinson
(1983), stres terjadi ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka
rasakan sebagai mengancam kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial,
lingkungan, dan fisikal yang menyebabkan stes dinamakan stresor. Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut
dinamakan respon stres, atau secara
singkat disebut stres.
2.2 Karakteristik Peristiwa Stres
Banyak sekali peristiwa yang dapat
menyebabkan stres, antara lain : perubahan besar yang mempengaruhi banyak
orang, seperti : perang, gempa bumi, bom / kecelakaan nuklir, perubahan besar
dalam kehidupan seseorang seperti, pindah ketempat baru, pindah pekerjaanm
kehilangan kawan, menderita penyakit, percekcokan sehari – hari dan lainnya.
Sumber stres dapat berbeda beda pada
masing – masing individu, dan biasanya tampil dalam bentuk motif atau keinginan
yang bertentangan. Berikut ini dikemukakan beberapa peristiwa yang merupakan
sumber stres.
a.
Peristiwa Traumatik
Yang dmaksudkan dengan peristiwa
traumatik adalah situasi bahaya ekstrim diluar rentang pengalaman manusia yang
lazim. Contohnya : bencana alam,
seperti gempa bumi. Tsunami, banjir. Bencana
alam buatan manusia, seperti perang, bom. Kecelakaan yang mengerikan seperti, tabrakan mobil, jatuhnya
pesawat. Penyerangan fisik, seperti
pembunuhan, pemerkosaan.
b.
Peristiwa yang tidak dapat dikendalikan
Semakin besar peristiwa yang tidak
dapat dikendalikan, semakin besar pula kemungkinan stres yang ditimbulkannya.
Peristiwa besar yang tidak dapat dikendalikan misalnya, ditinggal mati orang
yang dicintai, terserang penyakit serius, dipecat dari jabatan. Sedangkan
peristiwa ringan yang tidak dapat dikendalikan misalnya, tidak mendapatkan maaf
dari teman, terlambat tiba dalam suatu acara. Salah satu alasan mengapa
peristiwa yang tidak dapat dikendalikan itu menyebabkan stres adalah karena
orang tidak mampu mengontrol terjadinya peristiwa itu.
·
Peristiwa
yang tidak dapat diperkirakan
Walaupun individu tidak dapat
mengendalikan suatu peristiwa stres, tetapi stres biasanya dapat dikurangi
apabila indvidu dapat memprediksikan munculnya peristiwa yang menyebabkan stres.
Salah satu kemungkinan alasannya adalah karena sinyal peringatan sebelum
terjadinya peristiwa yang tidak mengenakkan, memungkinkan individu mulai
melakukan sejenis proses persiapan yang berfungsi memperkecil efek stimulus
stres.
·
Peristiwa
yang melampaui batas – batas kemampuan
Peristiwa lainnya yang juga
merupakan sumber stres adalah peristiwa yang melampaui batas-batas
kemampuannya. Contoh : saat menjelang ujian akhir semester, sebagian besar
mahasiswa belajar berjam-jam lebih lama dibandingkan disaat lain. Aktivitas
fisik dan intelektual yang berat ini dapat menimbulkan stres. Lebih-lebih
apabila tingkat kesulitan ujian tersebut melewati batas kemampuan mahasiswa. Mahasiswa
akan mengalami stres dan ketakutan akan mendapatkan kegagalan dalam ujian.
·
Konflik
Internal
Empat hal yang telah disebut diatas
merupakan sumber stres yang dikategorikan sebagai kondisi ekstrenal. Stres juga
dapat muncul dari faktor internal yaitu konflik yang tidak terpecahkan, baik
yang disadari maupun tidak disadari. Konflik terjadi apabila seorang individu
harus memilih antara dua tujuan atau dua tindakan yang tidak sejalan.
Menurut Atkinson dkk (1983 : 348,
349), konflik yang paling mendalam dan sulit untuk dipecahkan dalam masyarakat,
biasanya terjadi disekitar motif-motif berikut :
1.
Kemandirian lawan ketergantungan
2.
Keintiman lawan isolasi
3.
Kerjasama lawan persaingan
4.
Ekspresi impuls dan standar moral
2.3
Tipe – Tipe Stres
Walter Canon memberikan deskripsi
mengenai bagaimana reaksi tubuh terhadap suatu peristiwa yang mengancam.ia
menyebutkan reaksi tersebut sebagai fight-or-fight response karena rspon
fisiologis mempersiapkan individu untuk menghadapi atau menghindari situasi
yang mengancam tersebut. Fight-or-fight response menyebabkan individu dapat
berespon dengan cepat tergadap situasi yang mengancam.akan tetapi bila orausal
yang tinggi terus-menerus muncul dapat membahayakan kesehatan induvidu.
Selye
mempelajari akibat yang diperoleh bila stressor terus-menerus muncul.ia
mengembangkan istilah General Adaptation Syndrome(GAS) yang terdiri atas rangkaian
tahapan reaksi fisiologis terhadap stressor yaitu:
1.Fase
reaksi yang mengejutkan (alarm reaction)
Pada fase
ini individu secara fisiologis merasakan adanya ketidakberesan seperti
jantungnya berdegup,keluar keringat dingin,muka pucat,leher tegang.nadi
nergerak cepat,dsb.fase ini merupakan pertanda awal orang terkena stress.
2.Fase
perlawanan (stage of resistence)
Pada fase
ini tubuh membuat mekanisme perlawanan pada stress,sebab pada tingkat
tertentu,stress akan membahyakan.tubuh dapat mengalami disfungsi,bila stress
dibiarkan berlarut-larut.selama masa perlawanan tersebut,tubuh harus cukup
tersuplai oleh gizi yang seimbang,karena tubuh sedang melakukan kerja keras.
3.Fase
Keletihan ( stage of Exhaustion)
Fase disaat
orang sudah tak mampu lagi melakukan perlawanan.akibat yang parah bila
seseorang sampai pada fase ini adalah penyakit yang dapt menyerang
bagian-bagian tubuh yang lemah.
Tipe-tipe Stres Psikologis
Menurut Maramis (1990) ada
empat tipe stress psikologis, yaitu:
1. Frustasi
Frustasi muncul karena adanya
kegagalan saat ingin mencapai suatu hal/tujuan. Misalnya seseorang mengalami
kegagalan dalam pekerjaan yang mengakibatkan orang tersebut harus turun
jabatan. Orang yang memiliki tujuan tersebut mendapat beberapa
rintangan/hambatan yang tidak mampu ia lalui sehingga ia mengalami kegagalan
atau frustasi.
Frustasi ada yang
bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik (kecelakaan,
bencana alam, kematian orang yang dicintai, krisis ekonomi, pengangguran,
perselingkuhan, dan lain-lain.
2. Konflik
Konflik ditimbulkan karena
ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan, kebutuhan, aau tujuan.
Saat seseorang dihadapkan dalam situasi yang berat untuk dipilih, orang
tersebut akan mengalami konflik dalam dirinya. Bentuk konflik digolongkan
menjadi tiga bagian,approach-approach conflict, approach-avoidant conflict,
avoidant-avoidant conflict.
3. Tekanan
Tekanan timbul dari tuntutan
hidup sehari-hari. Tekanan dapat berasal dari dalam diri individu, misalnya
cita-cita atau norma yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan tekanan dalam
diri seseorang. Tekanan juga berasal dari luar diri individu, misalnya orang
tua yang menuntut anaknya untuk masuk ke dalam jurusan yang tidak diminati oleh
anaknya, anak yang menuntut orang tua untuk dibelikan semua kemauannya, dan
lain-lain.
4. Kecemasan
Kecemasan merupakan suatu
kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran/kegelisahan, ketegangan, dan
rasa tidak nyaman yang tidak terkendali mengenai kemungkinan akan terjadinya
sesuatu yang buruk. Misalnya seorang anak yang sering dimarahi ibunya, anak
tersebut akan merasakan kecemasan yang cukup tinggi jika ia melakukan hal yang
akan membuat ibunya marah padahal ibu si anak tersebut belum tentu marah
padanya.
2.4 Penanggulangan
Stres
Emosi dan rangsangan fisiologis yang
ditimbulkan oleh situasi stres, sangat tidak nyaman. Ketidaknyamanan tersebut
memotivasi individu untuk melakukan sesuatu guna menghilangkannya. Proses yang
ditempuh seseorang untuk menghadapi tuntutan yang menimbulkan stres dinamakan
coping (kemampuan mengatasi masalah). Coping memiliki dua bentuk utama .
1. Strategi Terfokus Masalah
Upaya
seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang
telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau
menghindarinya.
Strategi
yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain : menentukan
masalahnya, mencari pemecahan alternatif, menimbang-nimbang alternatif, dan
memilih salah satunya dan mengimplementasikannya. Hasil penelitian menunjukan
bahwa strategi terfokus masalah dapat mempersingkat waktu dan berlangsungnya
depresi.
2. Strategi Terfokus Emosi
Upaya
untuk mencegah emosi negatif menguasai diri seseorang atau mencegah terjadinya
masalah yang tidak dapat terkendalikan. Terdapat banyak cara untuk mengatasi
emosi negatif. Cara-cara tersebut dibagi menjadi :
a. Strategi Perilaku, misalnya latihan fisik untuk
beralih dari masalah. Ada yang menggunakan alkohol atau yang lainnya, atau
mencari dukungan emosional dari kawan.
b. Strategi Kognitif, dilakukan antara lain dengan
menyingkirkan untuk sementara pikiran tentang masalah tersebut, misalnya
memutuskan untuk tidak menguatirkan masalah tersebut. Bisa juga dengan mengubah
makna situasi.
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Berikut mekanisme pertahana diri (defense mechanism) yang biasa
digunakan individu untuk dijadiakan strategi saat menghadapi stress:
1. Indentifikasi
Identifikasi adalah suatu cara yang digunakan individu
untuk menghadapi orang lain dngan membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin
serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut. Misalnya seorang
mahasiswa yang menganggap dosen pembimbingnya memiiliki kepribadian yang
menyenangkan, cara bicara yang ramah, dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut
akan meniru dan berperilaku seperti dosennya.
2. Kompensasi
Seorang individu tidak memperoleh kepuasan di bidang
tertentu, tetapi mendapatkan kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki
nilai yang buruk dalam bidang Matematika, namun prestasi olah raga yang ia
miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/
reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan
orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan
serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat
upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan
menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang
peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan
yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima
oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang
disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan
sifat-sifat batin sendiri pada objek di luar diri atau melemparkan kekurangan
diri sendiri pada orang lain. Mutu proyeksi lebih rendah daripada
rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak menyukai temannya, namun ia berkata
temannyalah yang tidak menyukainya.
6. Introyeksi
Introyeksi adalah memasukan dalam pribadi dirinya
sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya seoarang wanita mencintai seorang
pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut ke dalam pribadinya.
7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat tubuh atau
mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang bel masuk
ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang
tidak dapat diterima dengan paksaan ditekan ke dalam alam tidak sadar dan
dengan sengaja melupakan. Misalnya seorang karyawan yang dengan sengaja
melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh bosnya tadi siang.
9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang tidak dapat
diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak
membicarakan hal itu lagi.”
10. Denial
Denial adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap
sesuatu yang tidak menyenangkan. Misalnya seorang penderita diabetes memakan
semua makanan yang menjadi pantangannya.
11. Regresi
Regresi adalah mekanisme perilaku seseorang yang
apabila menghadapi konflik frustasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan
lingkunganya. Misalnya artis yang sedang digosipkan berselingkuh, karena malu
maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12. Fantasi
Fantasi adalah apabila seseorang menghadapi
konflik-frustasi, ia menarik diri dengan berkhayal/berfntasi, misalnya dengan
lamunan. Contoh seorang pria yang tidak memiliki keberanian untuk menyatakan
rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi dirinya dengan orang yang ia cintai.
13. Negativisme
Adalah perilaku seseorang yang selalu
bertentangan/menentang otoritas orang lain dengan perilaku tidak terpuji.
Misalkan seorang anak yang menolak perintah gurunya dengan bolos sekolah.
14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain
dengan kritikan-kritikan. Perilaku ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka).
Misalkan seorang karyawan yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu
argument saat rapat berlangsung.
ARTIKEL TENTANG PENGALAMAN STRESS
Pengalaman
Stres Positif
Ini pengalaman stres yang pernah
saya alami. Mungkin pengalaman yang pertama ini saya katakan sebagai stres
positif yang pernah saya alami. Karena pada stres ini saya bisa mengantisipasi
kondisi saya. Berikut adalah cerita mengenai pengalaman saya.
Tahun 2010 adalah tahun dimana saya
lulus dari bangku SMA, segala persiapan sudah saya persiapkan hendak kemana
setelah lulus SMA ini. Pertama saya terpilih untuk mengikuti seleksi PMDK
disalah satu universitas negri. Saya terpilih bersama 19 orang teman lainnya
melalui proses seleksi nilai rapot. Setelah diseleksi saya terpilih untuk
dikirimkan dalam PMDK itu. Waktu itu saya memilih jurusan Agronomi dan
Hortikultura dan MIPA Biologi. Saat itu nilai saya bersaing dengan seluruh
siswa diseluruh Indonesia. Pada saat pengumuman diumumkan ternyata saya tidak
lulus dalam seleksi itu. Itu kata gagal pertama yang saya dapatkan. Setelah pengumuman
kelulusan saya mulai menyiapkan seleksi masuk perguruan tinggi negri. Saya mengikuti
SNMPTN pada waktu itu dan mengikuti seleksi ikatan dinas yaitu STAN. Keduanya saya
ikuti dengan harapan saya akan lolos. Namun saat pengumuman kembalai lagi saya
mendapat hasil “Maaf Anda Tidak Lulus”. Saya merasa saat itu benar-benar sedih
dan tidak tahu hendak kemana. Karena saya sendiri tidak mempersiapkan
universitas swasta, sedangkan waktu semakin sempit dan pada akhirnya
universitas swasta pun tutup dan saya masih bingung dan akhirnya saya tidak
kuliah. 1 tahun saya benar-benar merasa bingung, saya memikirkan mau jadi apa
saya kalau hanya diam seperti ini. Banyak tawaran kerja yang menghampiri tetapi
semua saya tolak karena saat itu saya benar-benar merasa saya belum mau untuk
kerja. 1 tahun menganggur dan tidak ada kerjaan, saya masih memikirkan kenapa
dan apa yang menyebabkan saya tidak lolos dalam segala seleksi. Sedih dan
bingung pada saat itu. Tetapi saya tidak mau seperti ini terus, meratapi sedih
dan tidak berbuat apa-apa. Akhirnya pada saat itu saya mendapat tawaran untuk
mengajar les privat anak SD, saya ambil tawaran itu dan ternyata saya cukup
menikmati mengajar anak-anak.
Tahun berikutnya saya memutuskan
untuk mengikuti lagi tes seleksi masuk perguruan tinggi negri. Saya mengambil
SNMPTN dan Ujian Mandiri disalah satu universitas saat itu. Saya kembali
mengikuti tes seleksi. Pada saat pengumuman kembali dan kembali lagi saya
dinyatakan tidak lulus. Sedih pada saat itu tetapi saya berfikir untuk tidak
terus-terusan sedih, saya hanya berfikir mungkin itu bukan jalan saya. Ada tempat
yang terbaik untuk diri saya menuntut ilmu. Akhirnya saya memutuskan untuk
masuk perguruan tinggi swasta, saya memilih Universitas Gunadarma untuk jenjang
pendidikan tinggi saya. Mungkin disini jalan saya dan saya akan
bersungguh-sungguh untuk bisa jadi yang terbaik.
Inilah sekilas kisah pengalaman
stres positif saya.
Pengalaman
Stress Negative
Setiap
orang pasti pernah mengalami yang namanya stres. Biasanya stres yang dialami
lebih banyak stres yang negatif. Saya juga pernah mengalami stres negatif.
Stres yang saya alami ini mungkin
stres yang kebanyakan anak usia remaja alami. Iya faktor masalah putus cinta. Hal
biasa mungkin sebenarnya tetapi entah kenapa remaja pasti mendalami kondisi
perasaannya saat patah hati itu.
Tidak jauh berbeda dengan saya, saya
pertama kali menjalin hubungan dengan lawan jenis adalah ketika kelas 2 SMA. Sebelum-sebelumnya
saya merasa belum saatnya pacaran tetapi dikelas 2 SMA itu saya mulai berani
untuk menjalin hubungan dengan pria. Masa-masa awal pacaran tentu bahagianya
luar biasa, untuk anak remaja usia saat itu rasanya selalu merasakan jatuh
cinta. Mungkin sedikit berlebihan tetapi memang faktanya seperti itu. Kami berpacaran
lancar dan menyenangkan, walaupun ada konflik tetapi itu jarang terjadi. orang
tua kami juga sudah mengetahui hubungan kami ini, sehingga semakin nyaman
rasanya. Menginjak kelas 3 kami mulai difokuskan dengan pemantapan untuk
menghadapi UN. Saat itu masih baik-baik saja, tetapi mulai pengumuman kelulusan
komunikasi jadi sedikit terganggu karena kita sama-sama fokus untuk mengikuti
tes masuk perguruan tinggi. Pada saat itu pacar saya lulus disalah satu
universitas negri tepatnya dia Yogyakarta, dia memutuskan untuk kuliah disana. Ada
sedikit rasa khawatir didalam pikiran saya, ini artinya saya akan menjalin hubungan
jarak jauh. Saya membicarakan hal itu dengan pacar saya, kita sepakat untuk
LDR. Sebulan, dua bulan masih lancar masuk-masuk bulan selanjutnya hubungan
kami mulai goyah dan pada akhirnya kami memutuskan untuk menyelesaikan
hubungan.
Saat itu saya hanya bisa menangis
dan menangis mungkin karena itu pertama kalinya saya patah hati. Saya hanya
mengurung diri dikamar, nangis dan nafsu makan pun berkurang. Agak berlebihan
mungkin dilihatnya tetapi mungkin itu yang terjadi pada masa-masa labil usia
remaja yang saya alami juga saat itu. Saya seperti enggan melakukan apapun hanya
ingin tiduran sambil menangis bahkan saat itu sampai sakit seminggu saya
memikirkan masalah patah hati ini.
Tetapi lambat laun semakin bertambah
dewasa saya semakin mengerti dan paham bagaimana saya harus mempersiapkan
kondisi saya dalam segala masalah apapun sehingga saya bisa dan sudah siap
dengan masalah yang mungkin akan timbul. Inilah salah satu pengalaman stres
negatif yang pernah saya alami.
BAB III
KESIMPULAN
Dalam Kamus Lengkap Psikologi
mendefinisikan stres sebagai satu keadaan tertekan, baik secara fisik maupun
psikologis. Hal senada juga diungkapkan dalam Atkinson (1983), stres terjadi
ketika orang dihadapkan dengan peristiwa yang mereka rasakan sebagai mengancam
kesehatan fisik maupun psikologisnya. Keadaan sosial, lingkungan, dan fisikal
yang menyebabkan stes dinamakan stresor.
Sementara reaksi orang terhadap peristiwa tersebut dinamakan respon stres, atau secara singkat
disebut stres.
Kehidupan akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Individu
yang mengalami stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia
rasakan. Untuk itu setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri
masing-masing dengan keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala
stress yang ada. Berikut mekanisme
pertahana diri (defense mechanism) yang biasa digunakan individu untuk
dijadiakan strategi saat menghadapi stress.
1.
Represi
2.
Rasionalisasi
3.
Pembentukan Reaksi
4.
Proyeksi
5.
Penyangkalan
6.
Intelektualisasi
7.
Pengalihan
DAFTAR PUSTAKA
1. Basuki, Heru. 2008.
Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma
2. Halgin, R &
Whitbourne, S, K. 2009. Psikologi Abnormal. Jakarta : Salemba Humanika