CERPEN
IBU , AKU INGIN BISA SEKOLAH
Pagi itu sama seperti pagi biasanya. Cuaca mungkin akan cerah, namun matahari masih belum mau menampakkan wajahnya ke bumi. Di pagi itu, seorang anak laki-laki sedang sibuk membereskan beberapa pisang goreng untuk diletakkan diatas baskom beralaskan daun pisang. Dia adalah Tono. Nama lengkapnya Kartono. Tono adalah seorang anak yatim, dia ditinggal oleh ayahnya saat berusia satu tahun. Kini ia hanya tinggal bersama ibunya, dan ibunya lah yang menjadi sandaran untuk menentramkan hatinya.
“Bu, pisang gorengnya sudah Tono rapihkan. Hari ini biarlah Tono yang menggantikan ibu berjualan.” kata Tono kepada ibunya
“Apa kau tidak lelah Tono ? sejak subuh tadi kau sudah terlalu banyak membuang energimu untuk mengangkut sayuran dipasar.” Jawab ibunya
“Biarlah bu, aku ini kan anak laki-laki. Badanku sehat dan kuat, lagipula Tono sudah terbiasa bu mengerjakan pekerjaan seperti ini.” sahut Tono
“Jika kau inginkan itu, ibu ya boleh saja hanya saja ibu takut kamu lelah Tono” balas ibunya
“Aku ingin ibu istirahat untuk hari ini, aku kasihan lihat ibu berjalan mengelilingi kampung untuk berjualan pisang goreng.” Jawab Tono
“Baiklah kalo begitu Ton, tapi ibu pesan kamu hati-hati ya. Istirahat saja jika kau sudah mulai lelah ” sahut ibunya
Tono pun mengiyakan apa yang dikatakan oleh ibunya. Tak lama kemudian iya sudah mempersiapkan keperluannya untuk berjualan. Sebelum berangkat, Tono berpamitan kepada ibunya dan meminta doa agar dagangan buatan ibunya itu dapat laris. Ya, ibu Tono sudah hamper 12 tahun berjualan pisang goreng. Sejak ayah Tono meninggal, ibunya lah yang bekerja keras demi memenuhi kebutuhan. Tono pun merasa tak iba melihat ibunya bekerja sendirian. Oleh karena itu, setiap subuh dia selalu berangkat ke pasar untuk membantu mengangkut sayuran yang akan dijual oleh pedagang dengan cara seperti itu dia dapat memperoleh uang untuk membantu ibunya.
Tono pun mulai menjajakkan pisang goring keliling kampung. Hari itu pisang goreng buatan ibunya laris. Tono bahagia karena dengan pisang gorengnya habis, berarti dia dan ibunya dapat membeli kebutuhan untuk makan. Sisa pisang goreng di siang itu tinggal sedikit. Tono memutuskan untuk beristirahat sebentar. Dipilih lah tempat duduk dekat sekolah yang rimbun dengan pepohonan. Dalam istirahatnya itu, Tono memandangi dengan tatapan kosong kea rah sekolah. Ada gejolak didalam batinnya untuk dapat melanjutkan sekolah lagi. Tono dulu sempat bersekolah hingga bangku kelas 6 SD, namun karena masalah biaya ia tak dapat melanjutkan pendidikannya ke SMP.
Setelah selesai beristirahat , Tono memutuskan untuk pulang. Diperjalanan pulang ia masih tetap memikirkan kapan ia bisa bersekolah lagi. Sesampainya dirumah, ia disambut hangat oleh ibunya.
“Kau sudah pulang Ton ? bagaimana dengan daganganmu ?.” sapa ibunya
“Alhamdulillah bu, pisang goreng ibu laris. Sepertinya memang pisang goreng buatan ibu sangat enak.” Jawab Tono
“Ternyata kau pintar juga Ton berjualan, yasudah istirahat dulu ibu sudah buatkan kau the manis hangat. Kalo kau sudah lapar, ibu sudah siapkan lauk dan nasi diatas meja.” Balas ibunya lembut
Tono pun bergegas untuk menyantap masakan ibunya. Tak bisa dibohongi bahwa perutnya memang sudah sangat lapar.
Hari pun mulai beranjak menuju malam. Selesai shalat dan mengaji, Tono duduk dikursi bamboo depan rumahnya. Tono diam, matanya hanya menatap ke langit yang malam itu penuh dengan bintang.
“Kau sedang melamun Ton ?.” ibunya tiba-tiba datang
“(kaget) Ibu, tidak bu. Tono hanya sedang melihat bintang di langit sana. Begitu indah” jawab Tono
“Apa ada yang sedang kau pikirkan ?.” Tanya ibunya
“(tersenyum) hmm, Tono hanya sedang berkhayal bu. Berkhayal agar Tono bisa sekolah lagi. Menuntut ilmu, bisa menjadi pintar atau bahkan Tono mampu menggapai bintang-bintang dilangit itu bu” sahut Tono
“(memeluk Tono) Ibu juga ingin kau dapat menjadi orang besar dikemudian hari, tapi ibu sadar ibu belum bisa menyekolahkanmu untuk saat ini. Uang tabungan ibu belum cukup untuk bisa menyekolahkanmu nak. Ibu juga ingin agar kau tidak bernasib sama seperti ibu ini.” jawab ibunya
“Tono juga tidak ingin memaksa ibu untuk meyekolahkan Tono bu, Tono Cuma ingin menjaga ibu dan membuat ibu bahagia selalu. Biarlah sekarang Tono belajar sendiri saja dirumah, toh buku bekas yang kemarin dipakai anak pak Joko pun bermanfaat untuk Tono belajar.” Balas Tono
“(menangis) Ibu ingin sekali Ton agar kau bisa bersekolah lagi. Andai ibu terlahir jadi orang kaya, setinggi apapun kau minta bersekolah akan ibu turuti. Namun ibu hanya berada dalam kehidupan seperti sekarang ini. Bersabarlah nak, kelak suatu saat kau akan temukan jalanmu” balas ibunya
Tono memeluk ibunya dengan erat, ia menangis. Tono tak ingin ibunya bersedih hati. Hari sudah beranjak sangat malam, Tono memutuskan untuk pergi tidur.
Keesokan paginya, Tono semangat untuk berjualan pisang goreng keliling kampong. Pekerjaan ibunya kali ini dia yang mengambil alih. Selesai merapihkan peralatan dagangannya, Tono berangkat keliling kampong. Saat jam istirahat, Tono selalu memilih beristirahat dekat sekolah. Memandang teman-teman seusianya yang bisa bersekolah. Saat Tono sedang menatap dengan begitu khusyu, tiba-tiba iya tersentak kaget karena ada yang memegang pundaknya.
“Kau melamun nak ?” ucap seorang wanita berjilbab
“Ma..maaf bu, saya hanya sedang melihat sekolah itu” jawab Tono
“Kau tidak sekolah ?” Tanya wanita itu
“Tidak bu, dulu saya sempat sekolah tetapi hanya sampai kelas 6 SD. Orang tua saya tidak mampu membiayai saya, karena kami memang orang tidak punya.” Jawab Tono
“Lalu apa kerjaanmu sekarang ?” kata wanita itu
“Saya membantu ibu saya berjualan pisang goreng bu. Sejak ayah meninggal kami harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan. Setiap subuh saya juga selalu membantu mengangkut sayuran dipasar” balas Tono
“Ibu boleh tau siapa namamu ?” Tanya wanita itu
“Nama saya Tono bu” jawab Tono
“Ibu boleh tau dimana rumahmu ?” kata wanita itu
“Rumah saya di Desa Gumulan bu.” Kata Tono
“Oke Tono, ibu permisi dulu ya. Nanti kapan-kapan ibu akan main ke rumahmu” jawab wanita itu
Tono pulang dengan perasaan tak mengerti. Apa yang membuat wanita itu ingin main ke rumahnya.
Beberapa hari kemudian, Tono dan ibunya tidak berjualan pisang goreng. Kali ini ada kerjaan membuat kerajinan dari daun kelapa bersama warga desa. Kebetulan saat itu rumah Tono yang dipakai untuk memproduksi hasil kerajinan. Saat sedang bekerja, tiba-tiba wanita yang dulu berbicara dengan Tono dating.
“Assalamu’alaikum” ucap wanita
“Waalaikumsalam” jawab Tono
“ Tono masih ingat dengan saya ?” kata wanita itu
“Ibu yang waktu itu di sekolah kan ?” balas Tono
“Iya Ton , kenalkan nama ibu Lilis. Ibu kepala sekolah di SMPN 1 Gumulan” jawabnya
Tiba-tiba ibu Tono dating
“Ada siapa Ton ?” ucap ibunya
“Ibu kenalkan ini ibu Lilis. Beliau Kepala Sekolah d SMPN 1 Gumulan. Ibu, ini ibu saya”
Ibu Tono dan Ibu Lilis pun berjabat tangan
“Maaf bu kalo boleh tau, ada maksud apa ibu dating kesini ?” kata Tono
“Begini Ton, Ibu sering sekali melihat kamu duduk depan sekolah dan terdiam seperti merenung. Makanya waktu itu ibu negur kamu dan bertanya tentang asal-usul kamu” jawab bu Lilis
“Lalu tujuan ibu datang kesini ada apa ?” ucap Tono
“Begini Ton, setelah ibu mendengar cerita kamu rasanya ibu sangat tersentuh. Kamu anak yang hebat yang mau menyampingkan keegoisan dirimu untuk orang tuamu. Ibu lihat kamu juga pintar, oleh karena itu ibu ingin memberikan beasiswa kepadamu untuk bersekolah lagi dan semua biaya sekolahmu sudah ditanggung oleh pihak sekolah. Apa kau bersedia Ton ?” jawab bu Lilis
“(ingin menangis) Apa yang ibu katakana itu benar bu ? Tono tidak salah mendengar kan bu ?” ucap Tono berkaca-kaca
“Tidak Ton, semua ini benar ini bukan mimpi” kata bu Lilis
“Alhamdulillah Ya Allah , Engkau telah kabulkan doa hamba-Mu yang tak berdaya ini” ucap Tono
“Mulai besok Senin kamu sudah bisa bersekolah Ton” kata Bu Lilis
“Ibu terima kasih banyak , karena bantuan ibu Tono bisa bersekolah lagi (mencium tangan Bu Lilis)”
“(memeluk ibunya) Ibuu.. Tono bisa sekolah lagi. Tono janji akan belajar dengan giat dan bisa bahagiain ibu” kata Tono kepada ibunya
Ibu Tono hanya menangis dan tak henti-hentinya mengucap syukur.
Hari itu Tono begitu bahagia. Ada harapannya kembali untuk dapat bersekolah, bahkan kini ia berani menaruh bintang bintang-bintang dipikirannya. Karena suatu hari nanti bintang-bintang itu mampu dia capai dengan ilmunya.
# SELESAI#
Tulisan Ilmu Budaya Dasar
NAMA : CHAERUNNISA UTAMI
NPM : 18511135
KELAS : 1PA04
Tidak ada komentar:
Posting Komentar