Kamis, 31 Oktober 2013

Tulisan 1 dan Tulisan 2 Psikologi Manajemen

Nama : Chaerunnisa Utami
NPM : 18511135
Kelas : 3PA05

TULISAN  1
                                                            Fenomena Manajemen SDM

            Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah proses perencanaan dalam mengatur sumber daya manusia yang ada, agar sumber daya manusia yang dimiliki dapat dimanfaatkan dan digunakan dengan baik, sehingga sumber daya manusia yang digunakan dan dipelihara tetap bekerja dengan kualitas yang tetap atau bertambah.

            Fenomena yang terjadi pada saat ini mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi.  Saat ini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan,  kemudian dapat dikembangkan. SDM juga dapat digunakan sebagai investasi atau aset dalam suatu organisasi.

            Era Global saat ini sungguh syarat dengan berbagai persaingan yang begitu ketat dari berbagai bidang didalamnya. Persaingan itu tidak lepas dari semua unsur kebutuhan ummat manusia yang selalu berkembang setiap detiknya. Disini sangatlah jelas harus adanya upaya reformasi untuk sebuah perubahan yang dapat menjawab semua tantangan perkembangan era global, terlebih bagi Indonesia wajib untuk melakukannya.

            Era Global abad 21 ini sungguh memiliki banyak tantangan yang harus siap dan sigap dilakukan oleh segenap umat manusia untuk bisa berbenah diri dalam peningkatan SDM (Sumber Daya Manusia) didalamnya, termasuk pula ada upaya meningkatan kualitas dan kuantitas ekonomi.

            SDM merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya ada dua hal penting menyangkut kondisi SDM Indonesia, yaitu:

1). Ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.

2). Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah.
            Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi. Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia.

            Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana seyogyanya perguruan tinggi ikut bertanggungjawab. Fenomena penganguran sarjana merupakan kritik bagi perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalam menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.

            Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan isu kunci dan tantangan yang tidak ringan. Tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yang tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, tidak akan mampu menembus pasar internasional.Dengan demikian, pada era reformasi dewasa ini, alokasi SDM masih belum mampu mengoreksi kecenderungan terciptanya konsentrasi ekonomi yang memang telah tercipta sejak pemerintahan masa lalu. Sementara di sisi lain Indonesia kekurangan berbagai keahlian untuk mengisi berbagai tuntutan globalisasi.

            Dengan begitu, seandainya bangsa Indonesia tidak bisa menyesuaikan terhadap pelbagai kondisionalitas yang tercipta akibat globalisasi, maka yang akan terjadi adalah adanya gejala menjual diri bangsa dengan hanya mengandalkan sumberdaya alam yang tak terolah dan buruh yang murah. Sehingga yang terjadi bukannya terselesaikannya masalah-masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan ekonomi, tetapi akan semakin menciptakan ketergantungan kepada negara maju karena utang luar negeri yang semakin berlipat.




Tulisan 2
                                                            Manajemen Waktu  
Tahun 2013 sebentar lagi akan berakhir dan berganti tahun selanjutnya di 2014, mungkin kita menyadari sudah banyak waktu yang kita buang dengan sia-sia pada tahun yang lalu. Saya juga sering mendengar dari teman-teman saya bahwa manajemen waktu itu selalu menjadi masalah bagi mereka dan mungkin kita semua, apalagi kita yang masih sekolah atau kuliah. Sudah banyak buku dan artikel mengenai manajemen waktu, dan saya rasa kebanyakan sudah menyuguhkan tips-tips yang benar dan bermanfaat. Pada artikel ini, saya hanya akan memaparkan beberapa pemikiran saya mengenai manajemen waktu.

1.       Kenali diri kita terlebih dahulu
Setiap orang itu unik, maka cara manajemen waktu yang paling efektif datang dari refleksi pribadi kita sendiri. Tips-tips selanjutnya bisa kamu pakai sebagai tolak ukur seberapa efektif strategi-strategi tersebut bagi diri kamu pribadi.

2.       Hindari rasa bosan atau jenuh
Saya orang yang tidak bisa mengerjakan sesuatu yang sama berjam-jam, sehingga saya selalu berusaha mengganti apa yang saya belajar atau kerjakan setiap satu atau dua jam. Dengan mengerjakan bermacam-macam hal dalam satu hari, saya mengerjakan semua sedikit demi sedikit sehingga tidak terasa bosan atau jenuh.

3.       Alokasikan waktu yang secukupnya
Jika kita ada tugas yang sangat penting, tidak berarti kita harus menggunakan semua waktu kita untuk tugas itu. Mungkin tugas itu hanya memerlukan waktu yang sebentar. Hanya saja kita merasa bersalah jika kita tidak menggunakan semua waktu kita, bahkan waktu tidur kita, untuk mengerjakan tugas itu. Manajemen waktu bukan hanya soal menyediakan waktu sebanyak-banyaknya untuk tugas yang penting, melainkan bagaimana kita menentukan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk mengerjakan tugas itu dengan baik.

4.       Konsentrasi dalam situasi apapun
Kita bisa melatih kemampuan berkonsentrasi pada satu hal bahkan ketika banyak gangguan (distraction) di sekitar. Misalnya, walaupun kita sedang berada di bus atau mrt, kita masih bisa membaca buku atau memikirkan apa yang akan kita kerjakan setibanya kita di rumah atau kampus. Semua pemikiran kita itu lantas bisa kita catat di smartphone atau buku catatan. Intinya, banyak waktu bebas (idle time) yang mungkin sebenarnya kita bisa pergunakan dengan lebih baik jika kita sadar betul akan setiap detik yang berlalu.

5.       Ganti fokus dengan cepat dan efektif
Saya percaya hanya sedikit orang yang benar-benar bisa melakukan banyak hal bersamaan (multi-task) tanpa mengorbankan fokus dan kualitas berpikir. Cara yang lebih baik adalah melatih diri mengganti fokus dengan efektif. Misalnya, saya bisa fokus menulis artikel ini selama satu jam, lalu saya bisa langsung mengerjakan laporan Final Year Project saya selama satu jam berikutnya. Dengan begini saya bisa melakukan banyak hal tanpa mengorbankan fokus dalam setiap kegiatan.

6.       Tahu kapan dan berapa lama istirahat yang efektif
Kita harus tahu kapasitas kita dan kapan kita sebaiknya beristirahat. Saya merasa paling segar dan efektif bekerja setelah bangun tidur, maka saya tidak mau mengorbankan waktu tidur saya kecuali ada hal yang benar-benar mendesak. Duduk santai di bus atau mrt juga bisa mengembalikan kesegaran otak, jadi kita juga tidak perlu selalu berpikir keras dalam setiap waktu bebas (idle time) kita. 



           

           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar